Teori Darwin yang memberikan petunjuk bahwa manusia adalah keturunan dari makhluk yang bukan manusia menimbulkan banyak pro kontra di kalangan masyarakat. Terlebih karena manusia memiliki persamaan-persamaan dengan kera, sedangkan persamaan-persamaan itu menunjukkan adanya kekerabatan. Oleh karrena itu marilah kita tinjau pembentukan manusia secara biologi dan dari segi evolusi.
Manusia adalah suatu spesies biologi yang dengan sendirinya tidak dapat terlepas dari kekuatan biologi. Manusia adalah suatu hasil perkembangan evolusi dalam jangka waktu yang sangat lama. Bukti menunjukkan bahwa manusia berasal dari makhluk hidup yang bukan manusia, meskipun memang bukti-bukti tersebut tidak lengkap dan hanya berbentuk bagian yang melukiskan tahap-tahap evolusi yang telah berlangsung.
Bukti-bukti tentang adanya evolusi manusia juga semakin banyak dikumpulkan oleh para ahli. Saat ini evolusi manusia juga tengah berlangsung dan hal terpenting adalah peran biologi sebagai suatu proses untuk mengumpulkan pengetahuan yang dapat memungkinkan manusia untuk mengontrol dan mengarahkan evolusi.
1. Sifat-sifat dari Ordo Primata
Meskipun Linneaus bukan seorang ahli evolusi, namun ia sudah betul dalam menempatkan manusia pada ordo Primata, kelas mamalia dari subfilum vertebrata. Bila kita bandingkan fenotip familia kera (Pongidae) dengan manusia, tidak sulit menemukan persamaannya disamping perbedaan yang ada.
Berikut kami mencoba menyebutkan beberapa persamaannya, antara lain:
Di samping persamaan-persamaan tersebut, ada hal yang membedakan manusia dari kera, antara lain:
2. Kera manusia dari Afrika
Pada tahun 1924, Raymond Dart, seorang ahli anatomi, menemukan sebuah fosil tengkorak. Ia menamakan marga baru yang ditemukannya itu Australopithecus di antara primata. Ada yang berpendapat bahwa makhluk tersebut adalah kera aneh dan tidak ada hubungannya dengan manusia. Para ahli ada yang berpendapat bahwa makhluk tersebut tergolong subfamilia Autralophitecinae yang tidak lagi didapati kerabat yang hidup.
Para ahli evolusi terdahulu sering menyebut-nyebut adanya mata rantai yang hilang yang menghubungkan manusia dengan kera. Tengkorak Australopithecus bentuknya menyerupai tengkorak simpanse atau gorilla; volume otaknya diperkirakan kurang dari 600cc, separo volume otak manusia.
Dahinya lebih menyerupai dahi manusia. Struktur rahang dan giginya seperti gigi manusia. Kemungkinan bahwa Australopithecus merupakan nenek moyang manusia telah banyak dipikirkan oleh para ahli, namun hal itu hanyalah suatu kemungkinan, setidaknya sampai saat ini.
Sampai pada suatu saat di Afrika Timur, di Lembah Olduvai ditemukan fosil hominid, fosil kepala sejenis manusia. Dari hasil analisis radioaktif batu-batuan tempat ditemukannya fosil tersebut diperkirakan berusia kurang lebih 2 juta tahun. Penemu yang sama menemukan fosil jenis lain yang disebut Homo Habilis, karena menurut mereka makhluk temuannya yang baru ini adalah manusia (Homo) dan Homo Habilis lah yang membuat perkakas-perkakas primituf. Pada tahun 1960-an, habilis telah diidentifikasikan sebagai manusia pertama yang dikenali sebagai manusia.
3. Homo Erectus
Pada tahun 1920, Eugene Dubois, menemukan sisa-sisa tengkorak dan tulang paha di Trinil, dekat Surakarta, Jawa Tengah. Fosil tersebut diberi nama Pithecanthropus erectus yang artinya manusia kera yang tegak. Pada tahun 1941, von Koenigswald menemukan fosil yang ukurannya lebih besar di Trinil yang diberi nama Megantropus.
Penemuan di Jawa itu menarik perhatian Davidson Black yang akhirnya menemukan fosil-fosil yang serupa dengan temuan Dubois dengan bagian-bagian yang lebih lengkap. Volume otaknya kurang lebih 1000cc (temuan Dubois volume otaknya kurang lebih 914cc), yang menunjukkan bahwa makhluk itu bukan kera, melainkan manusia. Penemuan-penemuan di gua-gua Chou Kou Tien digunakan sebagai dasar untuk menyusun dugaan tentang Homo erectus yang diperkirakan berusia 500.000 tahun.
a. Manusia Neanderthal
Fosil manusia Neanderthal ditemukan pertama kali pada tahun 1856 di Lembah Neanderthal, Jerman. Pada saat itu, penelitian tentang fosil tidak menarik perhatian para ahli. Baru setelah Darwin mengemukakan teorinya tentang asal-usul manusia, fosil tersebut mulai menarik perhatian para ahli.
Setelah jumlah penemuan bertambah, fosil yang boleh dikatakan lengkap, terutama ditemukannya kuburan orang Neanderthal, pengetahuan tentang manusia bertambah banyak. Tanda-tanda orang Neanderthal tidak sukar untuk dikenali. Tempurung kepalanya besar, berisi otak seperti manusia modern meskipun bentuknya berbeda. Raut mukanya bercirikan rahang yang kekar, dagu mengarah ke belakang, pipinya lebih lebar dengan tonjolan yang mencolok melengkung di atas matasehingga membentuk wajah berkening tebal yang menjadi ciri khas manusia Neanderthal.
Manusia Neanderthal yang mempunyai ciri agak modern ditemukan pertama kali di Gunung Carmel, Israel. Yang membedakannya dengan manusia adalah tulang keningnya yang tidak terlalu menonjol.
Pada tahun 1957, ditemukan suatu rangka manusia yang utuh. Tentang cara hidup manusia Neanderthal dapat diungkapkan dari perkakas-perkakas dan sisa-sisa hewan yang dijumpai bersama dengan fosil-fosil manusia Neanderthal. Mengenai makanannya, mereka makan hewan-hewan kecil, seperti tikus sampai hewan besar seperti marmut.
Ditinjau dari jenis peralatannya bahwa perbedaan peralatan berhubungan dengan kebiasaan mereka dari waktu ke waktu. Mereka sudah mengenal api, menggunakannya, dan jika perlu membuatnya juga. Disamping menghuni gua, mereka sudah dapat membangun rumah tempat berteduh. Tanda-tanda kearah seniman dan penganut suatu kepercayaan misalnya tulang-tulang mulai digores dengan bentuk tertentu, mengubur keluarganya mulailah digores-gores.
4. Manusia modern
Ditemukan lagi manusia pengganti manusia Neanderthal yaitu Cro-Magnon pada tahun 1868 yang diperkirakan lebih pendek daripada manusia modern, kepalanya lebih besar, dagu menonjol, hidung mancung, gigi kecil-kecil dan rata, dan mukanya lebar kuat. Manusia ini lebih menyerupai orang Eropa. Diduga manusia Cro-Magnon adalah leluhur orang Eropa, tetapi untuk ini diperlukan bukti-bukti yang lengkap.
Mereka telah dapat menghasilkan kebudayaan yang banyak dan melebihi manusia Neanderthal. Lukisan dan ukir-ukiran yang ditemukan di gua-gua, perhiasan terbuat dari bahan-bahan yang tahan akan pelapukan seperti tulang, gigi, rumah siput, dll. Mereka telah membuat senjata untuk berburu, untuk memotong, dan menjahit kulit menjadi pakaian. Mereka juga sudah dapat membuat rumah untuk tempat berteduh.
Desa-desa yang pertama diketahui orang ialah di sekitar delta Sungai Nil yang membentang ke Palestina, Syiria, Turki sampai ke Iran. Demikianlah evolusi sebagian dari kebudayaan manusia Cro-Magnon, meskipun hal itu hanya berdasarkan dugaan yang didasarkan atas atas penemuan-penemuan.
sumber : http://www.gudangmateri.com/2010/12/teori-evolusi-manusia-darwin.html
0 komentar:
Posting Komentar